media sarana informasi dan hiburan

WELCOME TO MY BLOG

Bapak Santoso yang sukses Budidaya Arwana di Yogya

Share on :
pembesaran arwana silver
Berbah, Kabupaten Sleman, tengah mengembangkan sebagai kawasan minapolitan. Di sana, banyak dijumpai kolam ikan. Entah itu ikan hias, seperti koi, atau ikan konsumsi, seperti gurameh, nila, dan lele.
Salah satu warga yang konsisten sebagai petani ikan, yaitu Santoso. Pria 42 tahun warga Dusun Blendangan, Desa Kalitirto, ini sejak 1996 mengembangkan ikan hias koi.
Sukses dengan koi, tidak membuatnya puas. Mulai tahun 2004 dia mengembangkan arwana silver. Kini dia menjadi satu-satunya petani ikan arwana di Berbah. Bahkan di Pulau Jawa dia menjadi petani ikan pertama yang berani melawan mitos bahwa arwana hanya bisa dikembangkan di Pulau Kalimantan dan tidak akan bisa berkembang di tanah Jawa.
“Memang butuh ketelatenan untuk mengembangkan arwana. Apalagi arwana juga sangat bergantung dengan cuaca. Jika cuacanya tidak menentu seperti pergantian panas dan hujan, maka akan berpengaruh ke peranakan.
Namun itu hanya berpengaruh ke proses peranakan saja. Setelah dewasa, arwana sudah bisa bertahan dengan kondisi cuaca bagaimanapun, karena hidupnya lebih banyak di akuarium,” katanya ketika ditemui KR di kolamnya, awal pekan ini.
Untuk satu ekor indukan arwana biasanya bisa menghasilkan 100 ekor anakan. Itu dengan syarat cuaca bagus.
Sayangnya, di tengah harga jual benih arwana sedang tinggi tingginya, cuaca tidak mendukung. Akibatnya untuk satu indukan sekarang hanya menghasilkan 45-55 ekor anakan atau turun hingga 40 persen.
Penetasan
Proses penetasannya sendiri terjadi selang sebulan setelah kawin dan berlangsung di dalam mulut. Sehingga ketika dilepas, harus hati-hati agar bibit tidak mati. Untuk satu ekor anak arwana yang sudah lepas telur dihargai Rp 30.000. Pemilik Mina Karya Koi Center ini mengaku, sekarang harga arwana sedang bagus.
Namun tidak sebanding dengan hasil produksi. Dia sendiri sering terpaksa menolak orderan dari pelanggan karena keterbatasan hasil produksi. Sekarang musim panennya sudah habis dan arwana sedang masa kawin.
“Permasalahan hanya diproduksi saja. Kalau untuk pemasaran sangat menggiurkan dan saya tidak perlu lagi susahsusah mencari. Sebab seberapa pun hasil anakan, pasti sudah banyak yang antre untuk membeli,” ujar bapak dari tiga anak ini.
Arwana sendiri sebenarnya mudah hidup di mana saja, asalkan lingkungan seperti keasaman (Ph) air cocok. Kalau tidak sesuai, telur biasanya memang tidak mudah berkembang. Sekarang Santoso memiliki 1.600 indukan jantan dan betina. Panen biasanya berlangsung antara Desember-Juni.
“Pembeli sebagian besar dari Singapura. Sebab perputaran ikan hias di dunia itu 60 persen dikuasai Singapura. Namun dari itu 70 persen ikan hias dipasok dari Indonesia. Sehingga peluangnya masih sangat terbuka lebar,” kata Santoso yang dengan suka rela mau berbagi informasi tentang budidaya arwana. Sebab menurutnya, jika pelit ilmu justru menghambat masuknya pintu rezeki.

0 komentar on Bapak Santoso yang sukses Budidaya Arwana di Yogya :

Post a Comment and Don't Spam!